Menurut Domine Valentijn yg pernah mengunjungi Semarang pada awal abad ke 18, benteng itu selesai didirikan pada tgl. 9 Juni 1705 oleh 130 orang pekerja. Bagaimana denahnya dengan jelas dpt dilihat dari suatu peta yang pernah dibuat G. van Broekhuysen pada tahun 1708.
Benteng kompeni Belanda itu terletak di Sleko dan eks kantor Lindeteves-Stokvis hingga ke Gereja Blenduk, dan seperti jelas terlihat dari peta ciptaan G. van Broekhuysbn tsb terletak tidak jauh dari kali Semarang.
Jadi benteng itu jauh lebih tua usianya dari “Benteng Pendem” Poncol yang termasyur itu, yg nota bene baru didirikanpada tahun 1884. Sayang semuanya sekarang telah lenyap tak berbekas.
Domine Valentijn dalam karya standardnya “Oud En Nieuw Oost-Indien” (1724-1726) juga menerangkan benteng kuno Semarang tersebut juga lebih besar bentuknya dari benteng kompeni di Betawi. Seperti dapat terlihat dari peta G,van Broekhuysen, benteng itu mempunyai lima sudut,dan menurut Domine Valentijn dipagari dengan cerucuk dengan dinding papan dan mempunyai lima buah ujung yang masing2 diberi nama Raamsdonk, Bunschoten, Zeeland, Amsterdam dan Utrecht. Adapun penguasanya yang dalam peta Prof. Dr. Ir. R. W. van Bemmelen di sebut "residen". sementara oleh Domine Valentijn disebut "de Heer Gezaghebber", menurutnya menempati sebuah tempat kediaman yang bagus dalam benteng itu. Di tempat itu juga terdapat sebuah lapangan yang besar, disamping sebuah meriam yang bagus pula bentuknya.
Di tempat itulah penguasa kompeni Belanda di Semarang bertempat tinggal beserta sejumlah serdadunya yg menurut Valentijn merupakan "serdadu-serdadu yang baik" dan banyak para pegawai lainnya untuk kepentingan perniagaannya.
Benteng kompeni Belanda itu terletak di Sleko dan eks kantor Lindeteves-Stokvis hingga ke Gereja Blenduk, dan seperti jelas terlihat dari peta ciptaan G. van Broekhuysbn tsb terletak tidak jauh dari kali Semarang.
Jadi benteng itu jauh lebih tua usianya dari “Benteng Pendem” Poncol yang termasyur itu, yg nota bene baru didirikanpada tahun 1884. Sayang semuanya sekarang telah lenyap tak berbekas.
Domine Valentijn dalam karya standardnya “Oud En Nieuw Oost-Indien” (1724-1726) juga menerangkan benteng kuno Semarang tersebut juga lebih besar bentuknya dari benteng kompeni di Betawi. Seperti dapat terlihat dari peta G,van Broekhuysen, benteng itu mempunyai lima sudut,dan menurut Domine Valentijn dipagari dengan cerucuk dengan dinding papan dan mempunyai lima buah ujung yang masing2 diberi nama Raamsdonk, Bunschoten, Zeeland, Amsterdam dan Utrecht. Adapun penguasanya yang dalam peta Prof. Dr. Ir. R. W. van Bemmelen di sebut "residen". sementara oleh Domine Valentijn disebut "de Heer Gezaghebber", menurutnya menempati sebuah tempat kediaman yang bagus dalam benteng itu. Di tempat itu juga terdapat sebuah lapangan yang besar, disamping sebuah meriam yang bagus pula bentuknya.
Di tempat itulah penguasa kompeni Belanda di Semarang bertempat tinggal beserta sejumlah serdadunya yg menurut Valentijn merupakan "serdadu-serdadu yang baik" dan banyak para pegawai lainnya untuk kepentingan perniagaannya.
Gereja Blenduk
No comments:
Post a Comment