Tuesday, February 10, 2015

Sekolah Angkatan Laut

Tempat kedudukan landraad Semarang itu adalah di Bubakan di suatu kompleks yang sekarang ini digunakan sebagai kompleka STN V di bekas Kabupaten Semarang yang pertama. Karena pembangunan gedung landraad tersebut, makam Kyai Ageng Pandan Arang yang sebelumnya  terdapat di tempat itu, lalu dipindahkan ke Mugas Atas ke bekas tempat padepokannya semula.

Tahun 1755 juga merupakan  suatu tahun yang tidak kurang arti pentingnya dalam sejarah kota Semarang berdiri sebuah rumah yatim piatu. Pendiri dari lembaga sosial ini ialah Nicolaas Hartingh yang menjadi "gubernur pantai utara dan timur; tanah Jawa" sedari tahun 1754 - 1761 (Bosboom. H. Opcit).' Rumah yatim piatu itu kemudian "dipugar kembali" oleh  gubernur Johannes 'Vos pada tahun 1769. Disamping memugar rumah yatim piatu tersebut gubernur Vos waktu itu juga membangun sebuah rumah untuk perawatan orang orang miskin, yang dengan demikian merupakan yang pertama juga dalam lembaran sejarah kota Semarang.

Pada tahun 1982 kita me lihat terjadinya suatu peristiwa yang tidak kurang pentingnya pula yaitu didirikan nya sekolah angkatan laut atau sekolah marine; Pendirinya ialah gubernur Johannes Siberg. Adapun letaknya sekarang ini ialah di Jl. Perkutut, dulu dekat kantor pabrik rokok "Prau Layar" Karena adanya sekolah tersebut, pada waktu itu jalan yang sekarang ini kita namakan jalan Perkutut disebut Marinestraat artinya jalan Marine suatu nama yg pada masa Hindia Belanda masih terus dipakai sekali pun sekolah marine itu te lah lama ditutup.

Ada ceritera bahwa pada waktu itu, tidak sedikit murid-murid sekolah yg nakal-nakal. Jika mereka "jajan" di warung tidak jarang ada yang ngemplang, terus mengeloyor pergi tanpa membayar jajanan yg ditelah dimakannya. Akibatnya, tukang warungnya lalu berteriak-teriak, memanggil-manggil mereka.” Kadet....kadet" katanya, Maksudnya ialah agar supaya para kadet  alias para teruna itu mau kembali ke warungnya untuk membayar barang-barang  jualannya. Namun apa lacur, Kadet-kadet itu ternyata pura-pura tidak mendengar teriakan itu bahkan segera berlari menuju ke "kampus"-nya di Marinestraat. Karena kejadian kejadian semacam itu, “harga diri" seorang kadet lalu merosot. Kalau ada seseorang yg mengambil barang orang lain, orang itu lalu dikatakan spt. kadet, Bahkan lebih dari itu, perkataan kadet yg mula-mula berarti seorang teruna akhirnya lalu digunakan juga oleh masyarakat Semarang pada waktu itu untuk menyebut seorang penyerobot barang milik orang lain.

Tempo doeloe ceritera semacam itu merupakan cerita yg cukup populer di kalangan masyarakat Semarang. Ceritera semacam itu juga pernah diungkapkan oleh mendiang Liem Thian Joe dalam buku tawarikhnya "Riwayat Semarang" yg terkenal itu. Sampai di mana kebenaran ceritera itu sudah tentu sulit dipastikan, Yang pasti, kalau benar bahwa di antara para pelajar sekolah marine itu ada yg nakal, tentu ada juga diantara mereka yg tidak bengal, bahkan rajin belajar. Karena itu tidak heran kita jika mendengar  bahwa di antara para murid sekolah Marine itu, ada dua orang yang berhasil dikirim ke Betawi, untuk dididik menjadi tukang uji dan tukang membuat uang. Yaitu dua orang yg di sekolahnya pintar sekali berhitung! (Brugmans, I, J, Geschiedenis Van Het Onder wijs In Nederlandsch-Indie 1938).


Pabrik Rokok Prau Layar

No comments:

Post a Comment