Pada masa itu kota Semarang memang memiliki pagar. benteng berkeliling yang terbuat dari batu. Bagaimana bentuknya dapat kita lihat dari peta kuno koleksi Rijks Archief itu. Dari peta tersebut batas-batas dari kawasan yang pada waktu itu dinamakan kota Semarung dapat ditentukan dengan jelas.
Mengenai pintu gerbang kota Semarang, seperti dapat kita lihat dari peta kuno tersebut pagar benteng yang mengelilingi kota Semarang pada masa itu sebenarnya mempunyai beberapa buah pintu gerbang. Tidak hanya "De Suyder Poort" dan De Oost Poort" saja. Menurut Kuiper, waktu itu kota Semarang mempunyai tiga buah pintu gerbang besar, yaitu pintu ger bang barat dan pintu gerbang selatan dan pintu gerbang timur. Sedangkan di sebelah utara menuju ke arah laut masih terdapat beberapa buah pintu gerbang yang lebih kecil.
Sehubungan dengan pintu-pintu gerbang kota Semarang ini dalam tulisannya Van Heuven menjelaskan bahwa "pintu gerbang barat" dari kota Semarang pada masa itu berada di dekat "Gouvernements brug" - "jembatan gupernemen" alias "jembatan Mberok". Karena itu Van Heuven menyebutnya juga "Gouuvernementspoort" artinya "pintu gerbang gupernemen". Sedangkan pintu gerbang selatannya terletak di sekitar tempat jalan lintas trem dekat awal jalan Pekojan. Tempat itu sekarang ini kira-kira terletak di persimpangan Jalan. Pekojan dan Jln. Agus Salim. Adapun pintu gerbang timur nya terletak pada akhir Heerenstraat di Karangbidara atau dipersimpangan Jalan Raden Patah dengan Jalan. Letjen MT Haryono .
Di samping pintu-pintu gebang besar dan kecil dalam peta kuno koleksi Rijks Archief di ' Gravenhage itu kita juga dapat melihat bahwa pada pertengahan abad ke 18 itu kota Semarang telah dilengkapi pos-pos keamanan untuk mempertahankan kota Semarang dari serangan musuh yang menurut legenda yang terpasang di atas peta kuno tersebut di atas, seluruhnya ada enam buah dan yang antara lain bernama De Hersteller, Ceylon, Amsterdam, Lierde de Smits dan de Zee.
Menurut Van Heuven letak dari pos keamanan itu ialah De Hersteller terletak di sudut Romsche kertstraat" artinya jalan. Gereja Katolik dan Tawang jadi kira-kira sekarang ini berada dipersimpangan jalan Pengapon dan jalan Ronggowarsito. Sedangkan Amsterdam terletak di tempat pelangsiran stasiun kereta api (yang dimaksud disini stasiun Sentral di jalan, H. Agus Salim - Bubakan) sementara De Lier di kompleks kantor pos Semarang yang lama (berada di dekat kali Semarang) Adapun De Smits dan De Zee masing-masing terletak di kali dekat Boom) (maksudnya Boom lama) dan di batas sebelah barat dari daerah Tawang.
Khusus mengenai pos keamanan Ceylon, Van Heuven menerangkan bahwa pos ini sebenarnya lebih kecil dari pos yang lain dan letaknya berada di halaman gereja Katolik Gedangan. Menurut Van Heuven ada kemnngkinan bahwa pos ini dibangun karena kebanyakan musuh menanti dari sebelah timur.
Mengenai pintu gerbang kota Semarang, seperti dapat kita lihat dari peta kuno tersebut pagar benteng yang mengelilingi kota Semarang pada masa itu sebenarnya mempunyai beberapa buah pintu gerbang. Tidak hanya "De Suyder Poort" dan De Oost Poort" saja. Menurut Kuiper, waktu itu kota Semarang mempunyai tiga buah pintu gerbang besar, yaitu pintu ger bang barat dan pintu gerbang selatan dan pintu gerbang timur. Sedangkan di sebelah utara menuju ke arah laut masih terdapat beberapa buah pintu gerbang yang lebih kecil.
Sehubungan dengan pintu-pintu gerbang kota Semarang ini dalam tulisannya Van Heuven menjelaskan bahwa "pintu gerbang barat" dari kota Semarang pada masa itu berada di dekat "Gouvernements brug" - "jembatan gupernemen" alias "jembatan Mberok". Karena itu Van Heuven menyebutnya juga "Gouuvernementspoort" artinya "pintu gerbang gupernemen". Sedangkan pintu gerbang selatannya terletak di sekitar tempat jalan lintas trem dekat awal jalan Pekojan. Tempat itu sekarang ini kira-kira terletak di persimpangan Jalan. Pekojan dan Jln. Agus Salim. Adapun pintu gerbang timur nya terletak pada akhir Heerenstraat di Karangbidara atau dipersimpangan Jalan Raden Patah dengan Jalan. Letjen MT Haryono .
Di samping pintu-pintu gebang besar dan kecil dalam peta kuno koleksi Rijks Archief di ' Gravenhage itu kita juga dapat melihat bahwa pada pertengahan abad ke 18 itu kota Semarang telah dilengkapi pos-pos keamanan untuk mempertahankan kota Semarang dari serangan musuh yang menurut legenda yang terpasang di atas peta kuno tersebut di atas, seluruhnya ada enam buah dan yang antara lain bernama De Hersteller, Ceylon, Amsterdam, Lierde de Smits dan de Zee.
Menurut Van Heuven letak dari pos keamanan itu ialah De Hersteller terletak di sudut Romsche kertstraat" artinya jalan. Gereja Katolik dan Tawang jadi kira-kira sekarang ini berada dipersimpangan jalan Pengapon dan jalan Ronggowarsito. Sedangkan Amsterdam terletak di tempat pelangsiran stasiun kereta api (yang dimaksud disini stasiun Sentral di jalan, H. Agus Salim - Bubakan) sementara De Lier di kompleks kantor pos Semarang yang lama (berada di dekat kali Semarang) Adapun De Smits dan De Zee masing-masing terletak di kali dekat Boom) (maksudnya Boom lama) dan di batas sebelah barat dari daerah Tawang.
Khusus mengenai pos keamanan Ceylon, Van Heuven menerangkan bahwa pos ini sebenarnya lebih kecil dari pos yang lain dan letaknya berada di halaman gereja Katolik Gedangan. Menurut Van Heuven ada kemnngkinan bahwa pos ini dibangun karena kebanyakan musuh menanti dari sebelah timur.
Jembatan Mberok
No comments:
Post a Comment