Wednesday, February 11, 2015

Kelenteng Sebandaran


Interior Kelenteng Tan
 
Sebuah peristiwa penting lain yang perlu dicatat dlm sejarah Semarang yang ter-jadi pada masa penjajahan Inggeris ialah pembubaran sekolah artileri di Semarang. Seperti diceritakan pada tahun 1782 di Semarang telah didirikan sekolah angkatan laut atau sekolah marine, dimaksud untuk memberikan pendidikan mengenai pelayaran, artileri. Pendirinya ialah gubernur Johannes Siberg. Jalan hingga dulu masih dinamakan "Marinestraat".
 
Ketika Daendels menjadi gubernur jenderal ternyata dia telah mengambil prakarsa mengubah sekolah tsb menjadi sekolah artileri, diantaranya. berdasarkan pertimbangan bahwa kebanyakan para pelajarnya tarnyata tidak banyak mendapatkan manfaat dari pelajaran yang telah diterimanya disebabkan karena tidak sempurnanya pengetahuan yang telah disediakannya (Plas AH opcit).
 
Namun sekolah artileri Semarang itu ternyata tidak berlangsung lama. Menjelang tanggal 1 Oktober 1812 pemerintah Inggris telah mengambil keputusan untuk membubarkan sekolah kejuruan itu. Apa alasannya tidak di ketahui dengan pasti. Mengenai hal ini Dr. I.J Brugmans pernah menerangkan bahwa pembubaran itu kemungkinan karena pemerintah Inggris tidak suka pada pendidikan tersebut, yang mendidik orang-orang yang berasal dari percampuran darah menjadi para perwira. (Brugmans. I.J Geschiedenis Van Het Onderwijs In Nederlandsch-Indie 1938). Namun sampai di mana kebenaran keterangan Dr. I.J Brugman ini tidak bisa kita pastikan.
 
Pada tahun 1814 di kalangan masyarakat Tionghoa di Semarang telah terjadi suatu peristiwa yang cukup bersejarah. yakni pendirian kelenteng baru di sebelah barat jalan Sebandaran. Pendirinya yalah Tan Tiang Tjhing, yang pada masa itu merupakan seorang saudagar Tionghoa yang hartawan.
 
Kelenteng itu dipergunakan untuk memuja Tjiang Sing Ong. Siapa yang dinamakan Tjiang Sing Ong itu dapat kita ketahui riwayatnya dari sebuah inskripsi yang terdapat di dalam kelenteng itu. Menurut inskripsi tersebut pada zamannya Song Tiauw hiduplah   seorang bernama Tan Goan Kong yang telah berhasil membuat para penduduk yang bertempat tinggal di daerah Tjiang-tjioe yang pada waktu itu masih belum mengenal kesopanan menjadi masyarakat yang bertobat dan berhasil pula menjadikan daerah Tjiang-tjioe itu menjadi suatu daerah yang makmur. Karena jasanya dia kemudian dinamakan Khay Tjhiang Sing Ong.
 
Karena dipergunakan untuk memuja Tjhiang Sing Ong, kelenteng yang didirikan oleh Tan Tiang Tjhing itu kemudian disebut klenteng Tjhiang Sing Ong. Namun karena kelenteng itu sebenar nya milik dari famili Tan dan  didirikan untuk kepentingan famili Tan, kelenteng Tjhiang Sing Ong itu kemudian juga dinamakan klenteng Tan Sing Ong (Liem Thian Joe Riwayat Semarang. 1931 - 1933).
 
Akhimya perlu dicatat bahwa untuk menutup kekurangan keuangannya gubernur Jenderal Raffles telah mengambil  beberapa tindakan, diantaranya menjual tanah2 pada orang-orang partikelir khususnya pada  orang2 Inggris.

Diantara tanah yang dijual itu terdapat sejumlah tanah di daerah Semarang diantaranya di jalan Mataram tidak jauh dari kampungnya Kyai Bustam. Setelah jatuh tangan seorang Inggris tuan tanah Inggris itu ternyata telah membuat diatas kawasannya sebidang pertamanan yang indah Karena peristiwa ini. Setelah tempat tersebut kemudian menjadi kampung, orang-orang menyebutnya Bon Inggris berasal dari perkataan Kebon Inggris yakni kebonnya orang Inggris. Tetapi nama ini di belakang hari ternyata dianggap terlalu sukar untuk diucapkan. Untuk mudahnya orang pada waktu itu kemudian lebih suka menyebutnya Bang Inggris hingga sekarang.

No comments:

Post a Comment