Di utara mesjid Semarang terletak “de Maleische kampongs" artinya perkampungan orang-orang Melayu. Melihat batas-batas bidangnya dapat kita katakan bahwa seperti halnya dengan kompleks "pecinan" yg dimaksud dengan kampong Melayu pada waktu itupun temyata juga masih jauh lebih sempit dari sekarang ini. Di samping juga agak berbeda karena waktu itu meliputi suatu areal yang dibatasi oleh Jalan Dr. Jawa Regang hingga ke Jalan Layur.
Tepat di dekat kampug Melayu kita terdapat pertamanannya kanjeng bupati Semarang. Letaknya sekarang kemungkinan besar di kompleks Hotel Dibya Puri atau paling jauh di perbatasan Blakang Kebon.
Di sebeiah utara, di pinggir kali Semarang terletak “het tolhuis" artinya pabean, Adapun letaknya sekarang ini ialah kompleks kampung Pabean Boom Lama.
Di sebelah timur dari “het tolhuis” itu adalah “moerassen” artinya rawa-rawa dan melihat batas-batas bidangnya dalam hubungan ini kita dapat menyebutkan diantaranya ialah daerah-daerah di sekitar stasiun Tawang, serta banyak daerah di Karang Bidara sebelum Kerkop.
Di sebelah barat dari kali Semarang terdapat “rijstvelden” artinya daerah persawahan, sementara di Selatan kali Semarang terdapat suatu kawasan kecil "Kiauko's tuin" artinya pertamanannya Kiauko, waktu itu seorang syah-bandar Tionghoa di Sema-rang. Menilik letaknya, besar kemungkinan pertamanan milik syahbandar Kiauko Itu sekarang ini terletak di daerah Sebandaran.
Di sebelah timur dari "kampung Melayu" adalah “de tuin van den Resident" artinya pertamanannya “tuan" residen, yang letaknya sekarang ini tidak begitu jauh meleset dari Gereja Blenduk.
Akhirnya adalah "begin van de bergan" (awal dari daerah2 pegunungan). Selain itu ada sua¬tu persegl lima "het ontworpen front", sedangkan yg dimaksud ialah daerah yg direncanakan untuk membuat sebuah perbentengan.
Mesjid Semarang
No comments:
Post a Comment