Semenjak jaman kompeni hingga beberapa dasawarsa pertama dalam abad ke. 19, Heerenstraat merupakan satu-satunya jalan yang paling utama di dalam kota Semarang. Jalan itu, yang sekarang dinamakan Jalan. Let Jen Suprapto - sebelumnya (Jalan. Raden Patah) pada waktu itu merentang panjang mulai dari perempatan dimuka Jembatan Mberok hingga ke arah timur sampai dengan simpang tiga Jalan Ronggowarsito Jalan.
Sayangan dan Jalan Karang Bidara
Dari segi harfiah Heeren straat berarti Jalan. Tuan-tuan. Pada zaman kompeni di sekitar jalan itu memang ter dapat banyak rumah-rumah tempat kediaman "tuan-tuan" Belanda. Banyak diantaranya terdiri dari para penjabat. Kantor-kantor pun ada juga yang terletak di Jalan itu disamping di beberapa daerah lain yg terletak di sekitarnya. Demi kianlah Jalan tersebut dengan sendirinya merupakan suatu Jalan yang sering dila lui oleh para penjabat Belan da atau oleh tuan-tuan Belanda yang terhormat. Itu sebab-nya jalan itu kemudian dina makan Heerenstraat artinya secara harfiah Jalan. Tuan-tuan.
Kecuali Heerenstraat pada masa itu masih ada sebuah jalan lain yang cukup besar di dalam kota Semarang yakni Hoogendorpstraat, yang sekarang dinamakan Jln. Ke podang. Pada masa itu Jalan. Kepodang masih panjang merentang sejajar dengan Heerenstraat mulai dari Jalan. Mpu Tantular sampai menembus Jalan. Cenderawasih, persis di sebelah utara dari kompleks setasiun Sentral.
Nama.Hoogendorpstraat ini sebenarnya diberlkan untuk mengenangkan pada Van Hohen dorff, "gubernur pantai utara dan timur pulau Jawa" yang pertama di Semarang. Dalam sebuah memoirnya, van Ossenburch yang pernah menjabat sebagai gubernur kompeni Belanda di Semarang dari tahun 1761 sampai 1768 pernah menerangkan bahwa Hoospendorpstraat itu mula-mulanya adalah sebuah aliran sungai yang telah kering dan membangkitkan bau yang busuk. Bekas aliran sungai itu kemudian dikeringkan dan berhasil, di Jadikan Jalan yang bagus (Steinmetz. C. Mr. Cultureele Gegevans Uit Familiepai pieren. Van Trouwen En Sterven Onder De Compagnie.-Termuat dalam Cultureel Indie - Bloomlezlng.
Menurut H. Bosboom dalam ceramahnya yang diucapkannya pada tahun 1904 di muka rapat umum dan rapat direksi dari pcguyuban ,,Bataviaasch - Genootschap van Kunsten en Wetenschappen" dengan Judul "Nota Bij Semarang Oude Kaarten", pembuatan jalan itu dikerja kan pada masa pemerintah an dari gubernur Van Oosen burch sendiri. Dengan demikian, Jalan. Kepodang pusat perbankan di Semarang itu hingga sekarang sebenarnya telah berusia lebih kurang 230 tahun.
Di antara Hoogendorpstaart dan Heerenstaart pada suatu kawasan yarig terletak di muka asrama Jansen, tepatnya pada halaman masuk dari tanksi polisi pada dasawarsa pertama abad ke-19 dapat kita Jumpal suatu gapura.
Pada bagian atas dari gapura tersebut dapat kita baca angka tahun 1773. Melihat bentuknya. Andaikata gapura itu sekarang masih ada, mungkin sekali yang melihatnya akan menganggapnya sebagai suatu gapura biasa, yang sama sekali tidak mempunyai satupun keistimewan; Padahal gapura itu sebenarnya adalah suatu gapura yang luar biasa. Suatu gapura yang bukan sembarang gapura,
Dan penuturan L.F.M. Busselaar yang pernah tercatat dan sebagai seorang penduduk kuno kota Semarang dan sekaligus seorang "amateur-historicus" mengenai kota Semarang dapat kita ketahui bahwa gapura tersebut sebenarnya merupakan suatu gapura yang unik yang ada hubungannya dengan sejarah rumah perawatan orang-orang tua lelaki bekas para anggauta militer darat dan laut di Nusantara, yang tempo doeloe pernah terdapat dan terkenal dengan nama "oude mannenhuis", Rumah perawatan orang-orang tua bekas para anggauta militer darat dan laut itu didirikan pada tahun 1775 oleh seorang janda opsir Inggris yang namanya sayang sekali tidak bisa dikenal.
Rumah perawatan itu dihibahkan pada Pemerintah Hindia Belanda dengan syarat bahwa gedung-gedungnya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain kecuali sebagai "oude mannenhuis" sedangkan lembaganya juga tidak boleh dipindahkan ke tempat lain. Pemerintah Belanda pada waktu itu dapat menerima penghibahan tersebut dan dengan, Staatsblad tg 29 Juli 1820 Nr 32 kemudian ditetapkan peraturan mengenai pengurus dan lembaga dari rumah miskin atau rumah perawatan orang-orang tua di Semarang. Anehnya, setelah meninggal, janda opsir Inggris yg dermawan itu ternyata telah dimakamkan di atas pintu gerbang dari lembaga yg didirikannya. Apa sebabnya, tidak bisa diketahui dengan pasti.
Sayangan dan Jalan Karang Bidara
Dari segi harfiah Heeren straat berarti Jalan. Tuan-tuan. Pada zaman kompeni di sekitar jalan itu memang ter dapat banyak rumah-rumah tempat kediaman "tuan-tuan" Belanda. Banyak diantaranya terdiri dari para penjabat. Kantor-kantor pun ada juga yang terletak di Jalan itu disamping di beberapa daerah lain yg terletak di sekitarnya. Demi kianlah Jalan tersebut dengan sendirinya merupakan suatu Jalan yang sering dila lui oleh para penjabat Belan da atau oleh tuan-tuan Belanda yang terhormat. Itu sebab-nya jalan itu kemudian dina makan Heerenstraat artinya secara harfiah Jalan. Tuan-tuan.
Kecuali Heerenstraat pada masa itu masih ada sebuah jalan lain yang cukup besar di dalam kota Semarang yakni Hoogendorpstraat, yang sekarang dinamakan Jln. Ke podang. Pada masa itu Jalan. Kepodang masih panjang merentang sejajar dengan Heerenstraat mulai dari Jalan. Mpu Tantular sampai menembus Jalan. Cenderawasih, persis di sebelah utara dari kompleks setasiun Sentral.
Nama.Hoogendorpstraat ini sebenarnya diberlkan untuk mengenangkan pada Van Hohen dorff, "gubernur pantai utara dan timur pulau Jawa" yang pertama di Semarang. Dalam sebuah memoirnya, van Ossenburch yang pernah menjabat sebagai gubernur kompeni Belanda di Semarang dari tahun 1761 sampai 1768 pernah menerangkan bahwa Hoospendorpstraat itu mula-mulanya adalah sebuah aliran sungai yang telah kering dan membangkitkan bau yang busuk. Bekas aliran sungai itu kemudian dikeringkan dan berhasil, di Jadikan Jalan yang bagus (Steinmetz. C. Mr. Cultureele Gegevans Uit Familiepai pieren. Van Trouwen En Sterven Onder De Compagnie.-Termuat dalam Cultureel Indie - Bloomlezlng.
Menurut H. Bosboom dalam ceramahnya yang diucapkannya pada tahun 1904 di muka rapat umum dan rapat direksi dari pcguyuban ,,Bataviaasch - Genootschap van Kunsten en Wetenschappen" dengan Judul "Nota Bij Semarang Oude Kaarten", pembuatan jalan itu dikerja kan pada masa pemerintah an dari gubernur Van Oosen burch sendiri. Dengan demikian, Jalan. Kepodang pusat perbankan di Semarang itu hingga sekarang sebenarnya telah berusia lebih kurang 230 tahun.
Di antara Hoogendorpstaart dan Heerenstaart pada suatu kawasan yarig terletak di muka asrama Jansen, tepatnya pada halaman masuk dari tanksi polisi pada dasawarsa pertama abad ke-19 dapat kita Jumpal suatu gapura.
Pada bagian atas dari gapura tersebut dapat kita baca angka tahun 1773. Melihat bentuknya. Andaikata gapura itu sekarang masih ada, mungkin sekali yang melihatnya akan menganggapnya sebagai suatu gapura biasa, yang sama sekali tidak mempunyai satupun keistimewan; Padahal gapura itu sebenarnya adalah suatu gapura yang luar biasa. Suatu gapura yang bukan sembarang gapura,
Dan penuturan L.F.M. Busselaar yang pernah tercatat dan sebagai seorang penduduk kuno kota Semarang dan sekaligus seorang "amateur-historicus" mengenai kota Semarang dapat kita ketahui bahwa gapura tersebut sebenarnya merupakan suatu gapura yang unik yang ada hubungannya dengan sejarah rumah perawatan orang-orang tua lelaki bekas para anggauta militer darat dan laut di Nusantara, yang tempo doeloe pernah terdapat dan terkenal dengan nama "oude mannenhuis", Rumah perawatan orang-orang tua bekas para anggauta militer darat dan laut itu didirikan pada tahun 1775 oleh seorang janda opsir Inggris yang namanya sayang sekali tidak bisa dikenal.
Rumah perawatan itu dihibahkan pada Pemerintah Hindia Belanda dengan syarat bahwa gedung-gedungnya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain kecuali sebagai "oude mannenhuis" sedangkan lembaganya juga tidak boleh dipindahkan ke tempat lain. Pemerintah Belanda pada waktu itu dapat menerima penghibahan tersebut dan dengan, Staatsblad tg 29 Juli 1820 Nr 32 kemudian ditetapkan peraturan mengenai pengurus dan lembaga dari rumah miskin atau rumah perawatan orang-orang tua di Semarang. Anehnya, setelah meninggal, janda opsir Inggris yg dermawan itu ternyata telah dimakamkan di atas pintu gerbang dari lembaga yg didirikannya. Apa sebabnya, tidak bisa diketahui dengan pasti.
Gapura Misteri di Heerenstraat
No comments:
Post a Comment