Sunday, August 23, 2015

Klikbatavia, Website Komplet Tentang Kota Lama Jakarta

Rumah Toko di Batavia

Selamat datang di Klik Batavia! Tempat berbincang dan berdiskusi tentang Batavia, kota lama Jakarta. Sebagai admin, saya mengharapkan anda merasa kembali kemasa lampau. Memang Batavia sendiri banyak diceritakan orang Jakarta tetapi belum ada situs yang menfokuskan diri pada perbicangan dan diskusi tentang Batavia.


Walaupun Batavia hanya bagian yang sangat kecil dari Indonesia, karena  merupakan kota tua ibukota Negara dia adalah cermin pembangunan kota lama di seluruh Indonesia. Sejarah kota yang panjang mulai jaman VOC yang konon dibangun sebagai tiruan Kota Amsterdam, sampai jamannya Pak Ahok sebagai gubernur, kota tua Jakarta selalu menunjukkan dinamika yang tidak pernah layu.


KlikBatavia akan sangat diperlukan semua orang baik yang cinta kota lama atau yang tidak memiliki perhatian sama sekali. Bagi pecinta kota lama tentu situs ini adalah rumah untuk mengekpresikan diri, membedah memori kolektif yang selama ini terpendam. Bagi mereka yang belum memiliki perhatian tentang kota lama, harus dibuat tertarik. Mengapa? Kota Lama Jakarta – Batavia adalah identitas Jakarta di jaman internet. Jangan hanya melihat di koran atau televisi tentang indahnya kota lama Amsterdam, tetapi kita harus bisa membangkitkan kecintaan terhadap kota lama Jakarta - Batavia


Bagi orang muda, kota tua adalah wahana untuk belajar baik dari sudut seni, arsitektur, kesehatan kota, bahkan ekonomi kota. Bagi para peneliti baik dibidang-bidang yang disebutkan tadi ataupun bidang-bidang yang lain, adalah obyek penelitian yang sangat menarik. Untuk orang awam, kota tua merupakan pusat kenangan masa lampau. Kota lama adalah ruang yang menyegarkan dari kejenuhan kota modern yang penuh dengan gedung tinggi tetapi sekaligus macet dan kumuh, seperti halnya kota-kota di Negara yang sedang berkembang.


Segalanya tentang Batavia! Tuangkan apa saja yang menjadi pemikiran anda tentang kota tua Jakarta, baik lewat tulisan di Blog, komentar, berpartisipasi dalam forum diskusi. Bahkan, membaca artikel di menu Klik Batavia saja, sudah merupakan partisipasi penting dalam keterikatan dengan kota lama.



Ayo berpetualang di Batavia yang penuh misteri!

Wisindo, Wisata Indonesia

Kota Wisata

Selamat datang di situs Wisindo. Kami senantiasa memberikan informasi wisata di Indonesia sampai dengan kota sekecil apa pun. Bagi kami semua tempat di Indonesia adalah Indah dan dapat dijual sebagai tujuan pariwisata. Apakah seluruh wilayah Indonesia adalah surganya pariwisata? Tergantung bagaimana kita melihatnya. Website ini mengajak anda untuk mengekplorasi seluruh wilayah Indonesia. Kami memandang Nusantara sebagai halaman luas yang dimana saja dapat ditanami “pohon pariwisata” yang nantinya akan berbuah memberikan kemakmuran bagi rakyatnya. Maka dari itu kami terbuka jika ada pemerintah daerah yang ingin mempromosikan pariwisata di daerahnya di website ini.

Selain itu situs kami juga melakukan pendidikan pariwisata bagi siapa saja yang ingin tahu apa itu pariwisata. Maka dari itu banyak tulisan pariwisata yang mudah dimengerti oleh semua orang. Kami selalu berusaha menyederhanakan segala hal yang rumit dan sulit untuk dimengerti. Teori-teori pariwisata yang hanya dimengerti oleh dunia kampus diubah menjadi sederhana dan enak dibaca.

Jangan lupa, situs ini mengungkap secara lebih luas tentang perencanaan pariwisata. Bagi kami masalah pariwisata bukan hanya bagaimana mempromosikannya sehingga laku dijual, tetapi juga bagaimana mempersiapkannya. Suatu perencanaan pariwisata merupakan multidisiplin. Untuk itu kami bekerjasama dengan perguruan tinggi terkemuka untuk menjelaskan hal ini.

Kami juga menyajikan tulisan-tulisan ringan, enak dibaca dan memberi pendidikan pariwisata. Cita-cita kami adalah semua orang Indonesia sadar wisata. Dengan demikian akan mudah menatanya dan mempromosikan pariwisata. Kekuatan pariwisata sebenarnya terletak pada kesadaran masyarakatnya untuk menjadi masyarakat yang “menjual” pariwisata.

Selamat Datang di Wisindo!

Tuesday, March 3, 2015

Selamat Datang


 Alun-alun Semarang

Selamat datang di Semarang Tempo Doeloe, sebuah situs yang berisi kumpulan cerita tentang kota Semarang Tempo Doeloe. Cerita-cerita tentang Semarang diharapkan mengingatkan kembali akan kota lama yang demikian penting di Pulau Jawa ini.
 

Di awal abad ke 20 kota semarang di juluki “Parijs van Java” karena merupakan kota yang indah di Jawa dan keindahannya menyamai kota paris. Tetapi sekarang kota ini sudah kehilangan keindahannya. Bagian kota Semarang yang indah adalah kota lamanya tetapi sekarang mengalami banyak kerusakan lingkungan dan mati.
 

Berbagai cara telah dilakukan pemeritah kota dan beberapa Lembaga Swadaya masyarakat tetapi tetap saja Kota lama Semarang terus menerus sekarat. Kami berpendapat bahwa untuk mengembalikan keindahan kota Semarang membutuhkan usaha dari semua pihak, kesadaran akan pentingnya kota lama bagi kehidupan sekarang.
 

Untuk itulah kami menerbitkan Semarang Tempo Doeloe, mengkampanyekan sejarah kota Semarang kepada siapa saja yang mencintai Semarang. Tentunya kami sangat senang jika anda berpartisipasi dalam website ini. Menulis komentar pada artikel di situs Semarang Tempo Doeloe adalah kehormatan kami. Bahkan hanya membaca artikel saja anda sudah berpartisipasi dalam menghidupkan kembali kota Semarang.
 

Selamat mengikuti.


Wednesday, February 11, 2015

Matahari di Atas Batavia

Klik Batavia adalah website yang komplit tentang Batavia. Maka dari itu kurang lengkap kalau tidak ada novel yang bercerita tentang kota tua ini, menjadikannya panggung yang menegangkan dan sekaligus romantis.
 
Novel ini diangkat dari kehidupan nyata di Batavia, penelitian sejarah kota ini pada tahun 1737-1740 dimana mayoritas penduduk kota adalah orang Tionghoa dan yang memerintah adalah orang Belanda. Kehidupan Batavia pada saat itu sangat religius dengan dominasi kehidupan gereja protestan Kalvinis. Sebaliknya kehidupan dipecinan yang berada diluar tembok kota adalah agama kelenteng.
 
Novel ini mengangkat kisah seorang sinshe yang bertugas di rumah sakit Tionghoa, sayang rumah sakit itu sudah diruntuhkan tanpa bekas dan sudah dilupakan orang. Diceritakan percintaan antara seorang sinshe dengan gadis berdarah campuran Belanda - Tionghoa. Latar belakang percintaan mereka adalah peristiwa 1740 yang mana Batavia di serang orang Tionghoa dibawah pimpinan Khe Panjang dan peristiwa pembantaian orang Tionghoa. 
 
Ditulis oleh seorang sejarahwan dan penulis yang lagi naik daun Chen Ming Sien, akan bertutur dalam cerita bersambung. Novel ini sebuah gebrakan dari bentuk novel tradisional yang satu arah. Sebaliknya novel ini dua arah dimana pembaca dapat memberi komentar dan saling berkomentar serta berdiskusi.

Ingin Membacanya? Silahkan Klik Disini.




Lambang Semarang Tempo Doeloe

Pada tahun 1830 an kota Semarang juga sudah memiliki sebuah lambang kota, yang terdiri dari sebuah bidang dengan dasar warna biru lazuardi, di tengah lambang itu kita dapat melihat lukisan seorang anak perawan yang terbuat dari perak dengan kepala mengunakan sebuah tiara, terbuat dari kayu jati dan dedaunan semacam daun salam, sementara tangan kanannya nampak memegang kepala seekor singa yang terbuat dari emas, yang pada kakinya nampak memegang 19 buah anak panah. Adapun tangan kiri dari anak perawan itu juga nampak jelas memegang sebuah jangkar.

Di samping itu juga terdapat sebuah legenda berbunyi: "Semarang er onder geplaats" sementara pada bagian atasnya nampak jelas pula sebuah tiara terdiri dari lima buah pintu gerbang benteng.

Yang terakhir ini benar-benar menarik perhatian kita dan mengingatkan kita pada benteng kuno yang pernah mengeliling kota Semarang terbuat dari batu bahkan menurut van Swieten "van pallissaden met planken wals gewijze bezet waren" - /bertatahkan pallisade dengan dinding yang terbuat dari papan".

Yang dimaksud dengan "pailisade" atau "cerucuk"' ialah tiang-tiang yang lancip dan tebal, di mana sejumlah dari padanya dengan sengaja telah dibuat berjajar rapat, digunakan untuk keperluan perlindungan.

Nah. apakah tiara yg dapat kita lihat berada sebagai mahkota lambang kuno kota Semarang itu tidak di maksudkan, sebagai memori peringatan terhadap pernah adanya benteng kuno yang pernah mengelilingi kota Semarang: "van pallissaden met planken wals gewijze, bezet. waren" sebagaimana dikemukakan oleh van Swieten? Pertanyaan semacam itu, sekalipun sangat menarik, sudah terang tidak bisa dijawab dengan pasti.

Dari karya D, Rhul Jr "De Nederlandsche Gemeen tewapens. Geschiedenis. legende en besluiten" (1934) kita hanya dapat mengetahui bahwa lambang kuno kota Semarang itu ternyata mempunyai latar belakang sejarah yang cukup unik, yaitu bahwa lambang tersebut telah dipersembahkan oleh Komisaris Jenderal Du Bus de Gisignies sebagai kenangan atas kesetiaan, pengabdian dan kepahlawanan pasukan-pasukan dan para sukarelawan dari Semarang dalam Perang Diponegoro (1825— 1830) yang telah berulang kali menunjukkan keperwiraan mereka - diantaranya seperti yang terjadi pada bulan September 1825. dimana dari 20 orang sukarelawan yang berkuda ternyata 12 orang telah menemui ajalnya.

Hal itu dilakukan dengan suatu besluit yang dikeluar kan pada tgl. 29 Mei 1827 Nr. 20. Dan dengan sedikit perubahan lambang kuno kota Semarang itu masih terus dipakai hingga berakhirnya masa penjajahan Belanda di Nusantara.
Lanbang Kota Semarang

Nama Baru di Pecinan


 Tang Kee (Gang Pinggir)

Sekitar tahun 1830 di kota Semarang juga sudah terdapat sebuah rumah sakit. Letaknya sekarang ini berada di kompleks gedung susteran Gedangan. Rumah sakit itu kemudian dibeli oleh missi Katholik, dan sebagai gedung rumah sakit yg baru kemudian digunakan gedung bekas sekolah militer Semarang, terkenal dengan nama Militer Hospital artinya Rumah Sakit Militer yang sekalipun namanya Rumah Sakit Militer namun ternyata dalam prakteknya juga menerima pasien dari orang partikelir baik yang bertempat tinggal di kota Semarang maupun di daerah daerah sekitarnya.

Sementara itu tempat-tempat pemukiman yang terletak di luar kota Semarang (buiten wijken) kian lama juga kian nampak berkembang. Daerah Poncol sebelah selatan yang membentang antara Gendingan dengan jalan Tanjung misalnya demikian juga daerah Belakang Kebon Depok, daerah Bojong sebelah barat mesjid besar Semarang, daerah Plampitan dan Wotgandul Selatan, kampung Melayu dan Pindrikan begitu pula daerah Peloran sebelah barat terutama daerah Baterman dan Kelengan pada waktu itu sudah merupakan tempat pemukiman.

Khusus mengenai daerah yang terakhir ini. pada waktu itu kita bahkan mencatat suatu peristiwa yang tidak kurang pentingnya bagi sejarah kota Semarang, yaitu bahwa pada waktu itu ternyata jalan-jalan dan daerah-daearah yang terletak di tempat tersebut telah banyak yang diganti namanya, dari nama-nama. Tionghoa menjadi nama-nama Melayu. Demikianlah misalnya daerah Pecinan Utara yang pada masa sebelumnya dise but Along-kee telah diganti namanya menjadi Gang Warung. Sin-kee menjadi Gang Baru. Hoay-kee menjadi Gang Cilik dan Ting-auw-kee menjadi Gang Gambiran mengingat pada waktu itu di tempat itu memang ada gudang gambir (Liem Thiam Yoe, Opcit)

Sudah barang tentu perubahan nama itu tidak bisa berjalan dengan cepat dan lancar. Seperti halnya orang sekarang, pada masa itupun ternyata orang tidak begitu mudah melepaskan nama-nama tempat yang lama, yang telah terlanjur populer. Tidak heran jika seperti halnya pada masa sekarang, pada waktu itu kita juga menjumpai kenyataan bahwa untuk jangka waktu yang cukup lama, di samping menyebut nama jalan atau “wijk" yang baru untuk memudahkan diri orang juga masih perlu untuk menyebut nama jalan atau "wijk'' yang lama sekaligus.

Hal itu dengan jelas misalnya dapat kita lihat dalam iklan-iklan yang termuat dalam harian "De Locomotief" pada kira-kira tahun 1860-an. Seperti misalnya sebuah iklan yang dapat kita jumpai terpasang pada hari Senin tgl 29 Augustus 1864 yang  mengabarkan mengenai bakal dilelangnya: "Een erf bebouwd met een Steenen Huis met Pannen gedekt gelegen in de Chineesche Kamp te Samarang aan de Oostzijde van den starrt Saijkee of Passaar.-Baroe, Wijk la N. NO. 822". "Sebidang tanah yang telah dibangun dengan sebuah Rumah Batu, terletak di Pecinan Semarang di sebelah timur dari jalan Saijkce atau Passaar-Baroe, -Wijk la N. NO.882". Dari iklan itu jelas sekali bahwa untuk memudahkan diri, di samping nama yang baru Passaar-Baroe.-orang masih perlu menyebutkan sekaligus Saijkee sebagai nama yang lama.

Kadet

Tentang sekolah militer Semarang ini kita merasa beruntung bisa mendapatkan bahan-bahan yang lumayan dalam sumber-sumber sejarah Belanda. Dari sumber-sumber itu dapat kita ketahui diantaranya bahwa sekolah militer Semarang itu ternyata telah didirikan dengan suatu besluit dari para komisaris Jendral yang pada waktu itu merupakan suatu majelis yang memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan Belanda di Nusantara. Besluit itu tercantum dalam Staatsblad tahun 1818 Nr. 13 dan 17
 
Adapum maksudnya pendirian ialah untuk para pemuda agar bisa menjadi perwira dan pasukan yang ada di Hindia Belanda, selanjutnya menjadi perwira dari angkatan laut, sebagai petugas dari jawatan pengairan dan pengukur tanah . Ketika pertama kali dibuka pada tgl 10 Agustus 1818, sekolah itu mempunyai 73 orang murid yang uniknya kecuali menerima pelajaran dari berbagai macam, juga menerima pelajaran dalam bahasa Jawa dan Melayu yang untuk keperluan tersebut dengan  sengaja  telah diangkat  dua  orang  guru khusus.

Diantara 93 orang murid yang pernah bersekolah  di tempat itu,menurut catatan ternyata 67 orang dari pada nya telah berhasil menjadi perwira, sementara tiga orang bahkan telah bisa  mencapai pangkat yang sangat tinggi: menjadi "Generaal Majoor" (Tijdschrift van Nederlamlsch Indie, 1880).
Sayang, karena alasan "penghematan keuangan" semenjak tahun 1825 sekolah militer itu telah menyatakan diri tidak menerima lagi murid baru dan dengan Staatsblad tahun 1826 Nr 41 dinyatakan bahwa sekolah militer Semarang tsb, terhitung mulai dari tgl 1 September 1826 telah dihapuskan dan tempatnya digunakan untuk memberi pelajaran bahasa Jawa dan Melayu.

Ada suatu episode yang menarik yang saya kira perlu dicatat mengenai sekolah militer Semarang itu, yakni bahwa sekolah kejuruan tersebut ternyata tidak bisa dilepaskan  dari sejarah lahirnya perkataan "kadet", suatu perkataan yang khas Semarangan itu.

Menurut keterangan yang dapat kita jumpai dalam buku Liem Thian Yoe "Riwayat Semarang" (1931 - 1933) perkataan "kadet “ yg terkenal itu sebenarnya ada kaitannya dengan riwayat sekolah marine yang pernah didirikan di Semarang, yakni di jalan. Perkutut, tidak Jauh dari kantor pabrik rokok "Prau Layar". Keterangan semacam itu sebenarnya merupakan suatu kekhilafan, karena seperti ternyata dari sebuah artikel yang termuat dalam "Algemeen Handelsblad van Ned. Indie" yang terbit pada tahun 1931 perkataan "kadet" yang sangat masyhur dan benar-benar "aseli" Semarang itu sebenarnya justru tidak ada hubugannya dengan riwayat sekolah marine, melainkan sebaliknya justru erat sekali kaitannya dengan riwayat sekolah militer Semarang.

Awal mula kelahiran per kataan "kadet" itu ialah demikian: Pada waktu itu para kadet (pelajar) dari sekolah militer tersebut kalau pergi ke pasar atau ke warung-warung yang ada di dekat sekolah. Mereka sering makan tanpa bayar. Karena kebiasaan tersebut, para pedagang yang ada di pasar itu lalu berusaha untuk mengadakan seorang penjaga dengan tugas memberi tahu kepada mereka kapan para kadet dari sekolah militer itu datang. Demikian lah tiap kadet-kadet itu datang ke pasar, penjaga itu lalu memberi kode dengan mengatakan "kadet-kadet", hingga para pedagang itu dengan cepat bisa mengemasi dan menyimpan barang-barang dagangannya. Semenjak saat itu dan dengan kejadian itu perkataan “kadet" akhirnya menjadi suatu perkataan yang sangat populer dan memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia di Se marang digunakan dalam arti khusus yang sangat menyimpang dari arti aselinya, yakni sebagai "tukang ngemplang''.

Pabrik Rokok Prau Layar